Senin, 20 Februari 2012

Harga Sayur Stabil Masyarakat Tak Lagi Labil
















Ade Suherman alias Udeng (46) penjual sayuran di Pasar Tradisional Gerlong Tengah, Bandung saat menjajakan dagangannya.


NEWSBLOG.COM, GERLONG. Harga sayuran yang beberapa waktu lalu meningkat dua sampai empat kali lipat kini mengalami penurunan dan stabil dalam kisaran harga yang terjangkau oleh masyarakat. Kestabilan harga sayur tersebut terjadi di Pasar Tradisional Gerlong Tengah, Bandung.

Kenaikan harga sayuran beberapa bulan yang lalu memang menjadi pembicaraan yang hangat di masyarakat. Kenaikan harga sayuran tersebut terjadi menjelang hari raya idul fitri, hari natal bahkan terjadi lagi saat menjelang hari raya imlek. Hal tersebut tak ayal membuat masyarakat resah karena sayuran adalah bahan makanan utama sehari-hari.

Ade suherman (46) yang merupakan salah satu pedagang di Pasar Tradisional Gerlong Tengah menjelaskan bahwa kini harga sayur tersebut telah turun dan stabil. “Ya, memang pada beberapa waktu kemarin harga sayur mahal karena memang dari sananya (pasar besar atau petani) susah, berbeda dengan sekarang yang persediaannya banyak sehingga akan menyebabkan harga yang cukup murah”. Papar Ade suherman menjelaskan.

Harga sayuran tersebut mengalami penurunan yang beragam seperti harga cabe yang beberapa waktu lalu berada dalam kisaran Rp. 30.000- Rp 35.000 per kilo kini ada dalam kisaran Rp 12.000- Rp. 20.000 bergantung jenis cabenya. Harga sayuran yang lainnya pun mengalami penurunan misalnya kol yang beberapa waktu lalu dijual dengan Rp. 10.000 kini per kilo dijual dengan harga Rp. 4.000. Pun yang terjadi pada sayuran yang lainnya seperti tomat, terong, kentang, wortel  rata-rata mengalami penurunan harga sampai 50%.

Joko Purnomo (36) yang merupakan konsumen dan juga pemilik warteg memberikan pernyataan “ Penurunan harga sayuran tersebut menjadi hal yang cukup menggembirakan karena dengan begitu saya pun akan menjual sayuran ini (masakan) dengan harga yang terjangkau apalagi konsumen saya kan mahasiswa".

Penurunan harga tersebut memang didasari karena persediaan dari petani yang melimpah namun kedepan pemerintah harus turun tangan dalam mengatur laju harga yang terjadi pada sayuran tersebut. Kenaikan harga pada sayuran memang selalu terjadi menjelang hari besar dan kenaikannya pun selalu sangat besar bisa mencapai dua bahkan 4 kali lipat dari harga sebelumnya. Semua itu lah yang mengharuskan pemerintah turun tangan agar tidak ada permainan harga yang disebabkan oleh pihak tertentu. Pemerintah pun harus ikut membantu dan lebih memperhatikan para petani dengan memberikan bantuan pupuk, bibit dan pembangunan sistem irigasi yang baik agar disaat musim kering air tetap akan mengalir mengairi ladang para petani. (IMM JAK MUN TOZ)

Jumat, 17 Februari 2012

Mahasiswa FPBS UPI yang Demokratis

Sejumlah mahasiswa FPBS UPI Bandung ikut serta dalam pemilihan BEM REMA 2012.



NEWSBLOG.COM, SETIABUDI. Mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni antusias dalam melakukan pemilihan BEM REMA 2012 yang diadakan hari senin 14/02/12 sampai dengan Kamis 17/02/12 di TPU FPBS.

Pemilihan ketua baru BEM REMA tersebut dilakukan karena masa bakti 2010/2011 akan berakhir sehingga mengharuskan adanya ketua baru untuk mengurus kepemimpinan BEM REMA masa bakti 2011/2012. Dalam pemilihan ketua BEM REMA tersebut mahasiswa dari Fakultas Bahasa dan Seni begitu antusias dalam melakukan pemilihan.

Hera Afriyani (19) yang merupakan penjaga TPS FPBS tersebut menjelaskan bahwa “Pemilu BEM REMA 2012 lebih meriah dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan hal ini membuktikan bahwa mahasiswa sekarang lebih peduli terhadap organisasi kampus yang mewadahi aspirasi mahasiswa UPI keseluruhan”.

"Ya, saya memang tidak mengetahui calon yang ada dalam kertas suara tadi, namun ini salah satu bentuk kepedulian saya karena dengan dengan memberikan suara dalam pemilu berarti kita telah memiliki rasa demokratis dalam diri kita" Ujar Imay Ifdlal yang merupakan salah seorang pemilih.

Pemilu BEM REMA 2012 diwakili oleh dua calon ketua dan wakil ketua. Calon nomor 1 dalam pemilu tersebut yaitu Riki yang merupakan mahasiswa jurusan pendidikan luar biasa dan wakilnya yaitu Dede Ridwan jurusan elektro sedangkan wakil nomor 2 adalah Hamdan jurusan Ekonomi dan Destriyan jurusan manajemen.

Pemilihan umum BEM REMA 2012 diharapkan akan melahirkan ketua dan wakil ketua yang bisa menjadi pemimpin yang amanah dan selalu mengedepankan aspirasi mahasiswa dibandingkan dengan kepentingan universitas. (Imam Akhmad)