"Ada yang salah dengan dunia kampus saat ini" bisik seorang mahasiswa tingkat akhir itu. Perkataan tersebut membuat saya terperangah dan penasaran. Lantas saya pun bergegas menanyakannya. "Apa yang salah?" ujarku. "Gaya pacaran mahasiswa saat ini berbahaya”. Jawabnya sambil bergegas pergi.
Pacaran adalah suatu istilah yang dipakai kebanyakan
orang untuk mendefinisikan suatu jalinan hubungan kedekatan yang dilakukan para
pasangan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia arti kata pacar adalah teman
lawan jenis yang mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Berdasarkan
pengertian seperti itulah pacaran dapat dianggap sebagai jalinan yang suci
karena mengatasnamakan cinta dalam setiap jalinannya.
Semua orang pasti memiliki keinginan untuk menjalinan
hubungan berdasarkan nama cinta. Melalui
makna cinta yang sebenarnya manusia dapat hidup berdampingan. Dengan cinta,
dunia ini akan aman dan tentram. Itulah kesakralan arti sebuah kata cinta yang
menjadi dasar alasan kebanyakan orang menjalin hubungan berpacaran.
Dunia memang telah berubah. Pergaulan pun tidak lagi
seperti dahulu yang apabila terlihat lelaki dan wanita berduaan, tidak lama
orangtua keduanya akan segera menggelar acara pernikahan. Melalui pernikahan
tersebut arti kata cinta sebenarnya akan terjalin.
Salah satu indikator gaya berpacaran sekarang berbahaya
seperti yang disampaikan mahasiswa tingkat akhir itu adalah gaya berpacaran
mahasiswa. Gaya berpacaran mahasiswa memiliki keunikan tersendiri yaitu orang
yang berpacaran seperti sudah menjadi suami-istri.
Ijab Kabul dalam resepsi pernikahan seperti sudah terucap
apabila melihat gaya pacaran para kebanyakan mahasiswa di beberapa kampus di
Bandung. Hampir setiap waktu pasangan berpacaran menghabiskan waktunya berdua.
Gandengan tangan di taman depan kampus, saling suap-menyuapi ketika makan pun
sudah menjadi hal yang biasa bagi para pasangan mahasiswa itu.
Ketika saya menulis tulisan ini pun, secara kebetulan ada
pasangan mahasiswa jurusan manajemen perhotelan yang sepertinya sedang
berpacaran. Mereka duduk berdua dan saling bersenda gurau. Sesekali si pria
memegang-megang hidung si wanita dan itu mungkin ungkapan cinta dari keduanya.
Tertawa mesra pun terpancar diantara keduanya.
Puas memperhatikan kemesraan kedua sejoli jurusan
manajemen perhotelan saya pun bergegas ke tempat unit kegiatan mahasiswa. Waktu
menunjukan 15. 26 dan banyak sekali para pasangan mahasiswa yang sedang
bersenda gurau dengan pasangannya. Beberapa wajah pun terlihat tidak asing
dimata saya dan saya tahu bahwa mereka berpacaran ketika saya mengintip status
facebook yang dimiliki keduanya.
Saya mengambil kesimpulan bahwa pegangan tangan sudah
menjadi hal yang biasa menemani senda gurau pacaran para mahasiswa. Hal seperti
itu dilakukan pasangan mahasiwa perhotelan dan kebanyakan para pasangan di
gedung unit kegiatan mahasiswa. “oh, rupanya ini salah satu kegiatan mahasiswa
itu” pikirku saat itu.
Kostan
Mahasiswa Lebih Menyeramkan
Saya memang tidak
mengekost seperti kebanyakan mahasiswa lainnya. Itu menyebabkan saya
berganti-ganti tempat kostan. Tepatnya berganti-ganti mengunjungi tempat
kost-kostan teman di berbagai daerah sekitar kampus.
Dahulu tepatnya semester
tiga saya seringkali menghabiskan waktu istirahat di kostan teman di daerah
yang dekat dengan dua universitas yaitu universitas keguruan swasta dan
universitas negeri. Ada hal yang langsung membuat saya heran. Rasa heran saya
tertuju kepada tetangga kamar kostan teman yang rupanya ditinggali oleh seorang
mahasiswa wanita yang terlihat seringkali membawa pasangannya. Seringkali saya
amati dan ternyata pasangan tersebut memang sering menghabiskan waktunya di
kamar kost bahkan si pria sering menginap di tempat itu. Selidik demi selidik
pun saya lakukan dan ternyata mereka masih berpacaran alias belum menikah. “Apa
saja yang mereka lakukan di dalam kamar, sampai mereka betah seperti itu?”
pikirku polos.
Saya merasa sedikit malu
karena setiap hari selalu di kostan tersebut. Saya pun bergegas mencari tempat
peristirahatan lain. Akhirnya saya memutuskan untuk saat ini mengunjungi kostan
teman di daerah ledeng. Kostan di daerah ledeng yang dekat sekali dengan
terminal tersebut memang memiliki tekstur tanah yang berbukit-bukit banyak
kostan yang bahkan berada di daerah bawah, sedikit terpencil dan jauh dari
pengawasan pemilik kostan tersebut. Lagi-lagi terdapat hal yang cukup
menggelikan. Tidak berbeda dengan di daerah teman saya lalu, di daerah ledeng
pun ternyata banyak terjadi hal serupa. Tetangga kostan tepatnya dipisahkan
lima kamar sering membawa pacar perempuannya ke dalam kamar. Saya tidak tahu
apa saja yang terjadi di dalam kamar bahkan percakapannya pun tidak pernah
terdengar karena alunan musik dengan suara yang cukup keras selalu diputarnya.
Saya pun mengungkapkan hal itu kepada teman. Perkataan cukup mengagetkan pun
menggelitik telinga saya karena menurut teman saya hal tersebut memang sudah
menjadi hal yang wajar dan selama hal itu tidak menggangu tidak akan menjadi
masalah.
Rupanya beginilah gaya berpacaran kebanyakan
mahasiswa zaman sekarang. Banyak perilaku yang seharusnya dilakukan
suami-isteri justru dilakukan pasangan yang baru mempunyai ikrar berpacaran.
Memang gaya pacaran tersebut tidak semua yang menganutnya karena seringku
melihat para pasangan yang sangat menjaga kedekatan mereka, bahkan mengambil
keputusan menikah untuk menjaga dari hubungan yang terlewat batas dan membina
keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah.(Imam Akhmad.)
Nama Penulis: Imam Akhmad
E-mail : akhmadimam26@ymail.com
Nama Penulis: Imam Akhmad
E-mail : akhmadimam26@ymail.com