Selasa, 08 Januari 2013

Gaya Pacaran Ala Mahasiswa

Sepasang Mahasiswa yang diduga berpacaran sedang asyik menyaksikan diskusi Mahasiswa.


"Ada yang salah dengan dunia kampus saat ini" bisik seorang mahasiswa tingkat akhir itu. Perkataan tersebut membuat saya terperangah dan penasaran. Lantas saya pun bergegas menanyakannya. "Apa yang salah?" ujarku. "Gaya pacaran mahasiswa saat ini berbahaya”. Jawabnya sambil bergegas pergi.
Pacaran adalah suatu istilah yang dipakai kebanyakan orang untuk mendefinisikan suatu jalinan hubungan kedekatan yang dilakukan para pasangan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia arti kata pacar adalah teman lawan jenis yang mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Berdasarkan pengertian seperti itulah pacaran dapat dianggap sebagai jalinan yang suci karena mengatasnamakan cinta dalam setiap jalinannya.
Semua orang pasti memiliki keinginan untuk menjalinan hubungan berdasarkan nama cinta. Melalui makna cinta yang sebenarnya manusia dapat hidup berdampingan. Dengan cinta, dunia ini akan aman dan tentram. Itulah kesakralan arti sebuah kata cinta yang menjadi dasar alasan kebanyakan orang menjalin hubungan berpacaran.
Dunia memang telah berubah. Pergaulan pun tidak lagi seperti dahulu yang apabila terlihat lelaki dan wanita berduaan, tidak lama orangtua keduanya akan segera menggelar acara pernikahan. Melalui pernikahan tersebut arti kata cinta sebenarnya akan terjalin.
Salah satu indikator gaya berpacaran sekarang berbahaya seperti yang disampaikan mahasiswa tingkat akhir itu adalah gaya berpacaran mahasiswa. Gaya berpacaran mahasiswa memiliki keunikan tersendiri yaitu orang yang berpacaran seperti sudah menjadi suami-istri.
Ijab Kabul dalam resepsi pernikahan seperti sudah terucap apabila melihat gaya pacaran para kebanyakan mahasiswa di beberapa kampus di Bandung. Hampir setiap waktu pasangan berpacaran menghabiskan waktunya berdua. Gandengan tangan di taman depan kampus, saling suap-menyuapi ketika makan pun sudah menjadi hal yang biasa bagi para pasangan mahasiswa itu.
Ketika saya menulis tulisan ini pun, secara kebetulan ada pasangan mahasiswa jurusan manajemen perhotelan yang sepertinya sedang berpacaran. Mereka duduk berdua dan saling bersenda gurau. Sesekali si pria memegang-megang hidung si wanita dan itu mungkin ungkapan cinta dari keduanya. Tertawa mesra pun terpancar diantara keduanya.
Puas memperhatikan kemesraan kedua sejoli jurusan manajemen perhotelan saya pun bergegas ke tempat unit kegiatan mahasiswa. Waktu menunjukan 15. 26 dan banyak sekali para pasangan mahasiswa yang sedang bersenda gurau dengan pasangannya. Beberapa wajah pun terlihat tidak asing dimata saya dan saya tahu bahwa mereka berpacaran ketika saya mengintip status facebook yang dimiliki keduanya.
Saya mengambil kesimpulan bahwa pegangan tangan sudah menjadi hal yang biasa menemani senda gurau pacaran para mahasiswa. Hal seperti itu dilakukan pasangan mahasiwa perhotelan dan kebanyakan para pasangan di gedung unit kegiatan mahasiswa. “oh, rupanya ini salah satu kegiatan mahasiswa itu” pikirku saat itu.
Kostan Mahasiswa Lebih Menyeramkan
Saya memang tidak mengekost seperti kebanyakan mahasiswa lainnya. Itu menyebabkan saya berganti-ganti tempat kostan. Tepatnya berganti-ganti mengunjungi tempat kost-kostan teman di berbagai daerah sekitar kampus.
Dahulu tepatnya semester tiga saya seringkali menghabiskan waktu istirahat di kostan teman di daerah yang dekat dengan dua universitas yaitu universitas keguruan swasta dan universitas negeri. Ada hal yang langsung membuat saya heran. Rasa heran saya tertuju kepada tetangga kamar kostan teman yang rupanya ditinggali oleh seorang mahasiswa wanita yang terlihat seringkali membawa pasangannya. Seringkali saya amati dan ternyata pasangan tersebut memang sering menghabiskan waktunya di kamar kost bahkan si pria sering menginap di tempat itu. Selidik demi selidik pun saya lakukan dan ternyata mereka masih berpacaran alias belum menikah. “Apa saja yang mereka lakukan di dalam kamar, sampai mereka betah seperti itu?” pikirku polos.

Saya merasa sedikit malu karena setiap hari selalu di kostan tersebut. Saya pun bergegas mencari tempat peristirahatan lain. Akhirnya saya memutuskan untuk saat ini mengunjungi kostan teman di daerah ledeng. Kostan di daerah ledeng yang dekat sekali dengan terminal tersebut memang memiliki tekstur tanah yang berbukit-bukit banyak kostan yang bahkan berada di daerah bawah, sedikit terpencil dan jauh dari pengawasan pemilik kostan tersebut. Lagi-lagi terdapat hal yang cukup menggelikan. Tidak berbeda dengan di daerah teman saya lalu, di daerah ledeng pun ternyata banyak terjadi hal serupa. Tetangga kostan tepatnya dipisahkan lima kamar sering membawa pacar perempuannya ke dalam kamar. Saya tidak tahu apa saja yang terjadi di dalam kamar bahkan percakapannya pun tidak pernah terdengar karena alunan musik dengan suara yang cukup keras selalu diputarnya. Saya pun mengungkapkan hal itu kepada teman. Perkataan cukup mengagetkan pun menggelitik telinga saya karena menurut teman saya hal tersebut memang sudah menjadi hal yang wajar dan selama hal itu tidak menggangu tidak akan menjadi masalah.
 Rupanya beginilah gaya berpacaran kebanyakan mahasiswa zaman sekarang. Banyak perilaku yang seharusnya dilakukan suami-isteri justru dilakukan pasangan yang baru mempunyai ikrar berpacaran. Memang gaya pacaran tersebut tidak semua yang menganutnya karena seringku melihat para pasangan yang sangat menjaga kedekatan mereka, bahkan mengambil keputusan menikah untuk menjaga dari hubungan yang terlewat batas dan membina keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah.(Imam Akhmad.)

Nama Penulis: Imam Akhmad
E-mail          : akhmadimam26@ymail.com

3 komentar: