Rabu, 02 Januari 2013

Fenomena Dunia Gemerlap Mahasiswi UPI



Penulis: Imay Ifdlal Fahmy*

Ilustrasi
Dini hari itu suara dentuman musik “Party Dance” terasa begitu menggetarkan gendang telinga dan memecahkan kesunyian malam kota Bandung. Pemuda maupun pemudi aysik masyuk dengan musik yang diracik oleh sang Disk Jockey (DJ) disertai tarian-tarian khas dunia gemerlap. Suara gelas yang berisi minuman beralkohol pun beradu membuat suara gemerincing mengiringi musik yang membuat tubuh seakan terhipnotis untuk ikut bergoyang.
Ya, sebut saja namanya Bunga. Seorang gadis yang masih tercatat sebagai mahasiswi yang berkuliah di kampus yang terkenal akan  label pendidikannya, Universitas Pendidikan Indonesia. Ia bersama kedua kawannya, sebut saja melati dan mawar, tampak tak canggung lagi untuk menikmati musik racikan DJ dengan goyangannya. Di sebuah tempat hiburan malam, di jajaran pusat perbelanjaan di jalan Sukajadi itu, mereka melepas beban.
Hal seperti ini memang bukan hal yang baru bagi mereka. Karena mereka sering mendatangi klab-klab malam  hanya untuk kesenangan semata. Ketika mereka dipusingkan dengan tugas kuliah yang rumit, atau mungkin karena gejolak jiwa muda yang sedang merasa “galau”  dengan pasangan  masing-masing, maka pelariannya adalah mendatangi tempat-tempat tersebut untuk mengusir jemu.
“Dulu mah pertama kali diajakin sama temen. Katanya ada GL** atas nama si itu, jadi bisa masuk gratis. Awalnya saya masih canggung, tapi lama-kelamaan ketagihan juga dan jadinya sering weh ke tempat seperti ini.” ujar Bunga. Begitu pun dengan Melati dan Mawar. Mereka pertama kali diajak oleh Bunga dan temannya itu untuk ikut bersama  menikmati dunia malam Bandung.
“Biasanya kalo tempat hiburan yang banyak didatangi mahasiswa itu yang di daerah Cihampelas dan Sukajadi. Dan hari kamis malam jumat itu yang paling ramai, karena temanya itu Ladies Night” tutur Bunga yang diamini juga oleh Mawar dan Melati. Memang di tempat hiburan malam tertentu memiliki tema agar dapat menarik perhatian pengunjung terutama pengunjung wanita. Dengan begitu, maka para pengunjung pria pun banyak yang datang sehingga membuat tempat hiburan itu semakin ramai. Tak jarang sebuah tempat hiburan mengundang artis atau DJ dari luar negeri ketika sedang mengadakan “event”tertentu.
Banyak hal yang telah dilalui oleh Bunga dan teman-temannya ketika menikmati hobinya pergi ke tempat hiburan malam. Terkadang, banyak lelaki nakal yang menggoda mereka. Tak jarang juga mereka diajak “om-om” atau bahkan pemain sepakbola yang mendatangi tempat hiburan malam tersebut untuk ikut bersama mereka yang lebih pantas dianggap sebagai bapak atau kakak. Untungnya, mereka dapat menolak secara halus ajakan dari para lelaki tersebut karena mereka ke tempat hiburan malam hanya untung bersenang-senang dan mengusir kebosanan.
Lalu, pantaskah seorang calon pendidik mendatangi tempat-tempat seperti itu? Memang pertanyaan seperti ini mungkin sempat terlintas jika melihat sosok Bunga yang merupakan mahasiswa pendidikan dan calon panutan dari anak muridnya nanti. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh gaya hidup hedonisme yang mendewakan kesenangan dan hura-hura semata. Sementara itu, kontrol dari orang tua yang kurang karena kebanyakan dari mahasiswa itu indekos dan jauh dari rumah. Hanya pengendalian diri dan iman yang kuat yang dapat mencegah untuk berbuat lebih jauh lagi seperti seks bebas dan pemakaian obat-obatan terlarang.  Seseorang yang telah masuk ke lingkungan seperti itu akan mudah terjerambap ke gerbang keburukan.
Tapi akhir-akhir ini saya mengurangi kegiatan dugem***, karena semakin lama saya melakukan hal ini membuat saya berpikir bahwa hal seperti ini tidak dapat saya lakukan selamanya. Apalagi saya ini calon pendidik yang harus memberi contoh kepada anak murid saya nanti. Saya juga akan lebih fokus lagi kuliah agar tidak mengecewakan orang tua yang telah membiayai saya ”. Ungkap Bunga dengan nada agak menyesal.
Memang, hidup itu sebuah pilihan. Pilihannya itu seperti dua sisi mata uang. Disatu sisi mengarah ke kebaikan. Sisi lainnya mengarah ke keburukan. Akan tetapi, sebenarnya fitrah manusia seperti yang sudah digariskan oleh tuhan Yang Maha Esa itu adalah berbuat kebaikan. Hal-hal yang mempengaruhi untuk berbuat keburukan bisa datang dari lingkungan dan teman-teman dekat. Maka dari itu, perhatian dari orang tua, kasih sayangnya, dan juga pengawasannya dapat optimal sehingga anak-anak seperti ini bisa mempunyai gaya hidup yang “sehat”.
*Penulis, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 2009
**Guest list: daftar tamu yang diundang sehingga masuk ke tempat hiburan malam tidak dikenakan biaya (gratis) dengan menyebutkan nama orang yang memberi GL
***Dunia gemerlap

4 komentar: