Mengemis
kini menjadi salah satu profesi yang dicari dan dipilih oleh beberapa orang.
Penghasilannya yang menggiurkan ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi
orang-orang yang ingin menjadi kaya tanpa harus mengenyam pendidikan tinggi
ataupun memiliki suatu keahlian khusus. Banyak hal yang dapat melatarbelakangi
seseorang dalam memilih dan memutuskan untuk menjadi seorang pengemis yang
mengemis di tengah-tengah kebutuhan hidup sehari-hari yang terus meningkat.
Tetapi bukan hanya latar belakang saja yang menjadi sorotan utama dari seorang
pengemis, melainkan citra atau dampak yang akan ditimbulkan dari sosok pegemis
itu sendiri terhadap kehidupan.
Kehadiran
pengemis dalam kehidupan sehari-hari memiliki banyak arti dan tempat tersendiri
di hati setiap orang, bergantung pada sudut pandang orang tersebut dalam
melihat dan menilainya. Oleh karena itu tidak heran jika kehadiran pengemis
mampu memberi banyak pencerahan ataupun justru malah menambah kemelut
persaingan hidup saat ini.
Jika
dulu pengemis adalah sosok seorang yang melakukan tindakan meminta-minta kepada
orang lain karena faktor kemiskinan, maka hal tersebut akan sangat berbeda jika
dibandingkan dengan sosok pengemis saat ini. Saat ini pengemis bukan lagi
berasal dari keluarga miskin yang tidak memiliki pekerjaan, melainkan juga bisa
berasal dari orang-orang mapan. Banyak alasan yang melatarbelakangi seseorang
itu untuk mengemis dan salah satu alasan mereka melakukan hal tersebut adalah
untuk memperoleh uang lebih banyak lagi. Mendapatkan uang lebih banyak dengan
cara mengemis sepertinya sudah menjadi rahasia umum di setiap kalangan, maka
tidak heran jika kini mulai banyak orang malas yang ingin mendapatkan uang
dengan cepat dan mudah.
Seorang
pengemis yang mengemis di daerah terminal ledeng bandung mengaku tidak ingin
mengemis jika keadaan hidupnya baik dan berada atau setidaknya memiliki
penghasilan tetap yang mampu memberi keluarganya makan sehari-hari dengan
tenang. Tetapi, fenomena kehidupan yang terjadi tidak seperti cerita indah yang
biasa disajikan dalam cerita dongeng, maka beliau pun membesarkan hatinya untuk
mengemis atau meminta-minta sedikit sedekah kepada orang lain.
Namun
kini penghasilan beliau dari hasil mengemis sudah mulai berkurang, jika dulu
biasanya beliau bisa memperoleh lima puluh ribu dalam sehari maka kini dengan
memperoleh uang sebesar dua puluh ribu saja sudah sangat senang raasanya.
Beliau mengaku hal ini terjadi karena adanya beberapa pengemis nakal yang
menjadikan dirinya rendah di hadapan orang lain untuk memperoleh belas kasihan
dan uang yang sangat banyak tentunya. Beliau juga sempat menceritakan bahwa
memang benar akan adanya beberapa pengemis yang sebenarnya tidak pantas
mengemis, dengan kata lain mereka adalah orang-orang yang cukup mapan dalam hal
penghasilan.
Keberadaan
para pengemis nakal ini memberi citra buruk untuk semua pengemis yang ada
karena sudah banyak orang yang mengetahui salah satu cara memperoleh uang
dengan cepat dan mudah seperti ini. Citra buruk yang mulai melekat pada
pemahaman masyarakat inilah yang membuat penghasilan beliau berkurang dan
mendapatkan lirikan tajam dari setiap orang yang melintas tepat di depannya.
Citra buruk yang ditujukan masyarakat kepada seluruh pengemis pun sangat
disesalkan oleh beliau karena tidak semua pengemis yang ada itu melakukan dan
memilih mengemis karena faktor untuk mendapatkan banyak uang.
Pengalaman
seorang pengemis dalam bertahun-tahun yang mampu menghasilkan sebuah rumah baru
di kampung halaman sepertinya sudah menjadi cerita yang biasa bagi banyak orang
saat ini. Bahkan karena sudah menhasilkan sebuah rumah, tidak sedikit dari mereka
yang kembali membeli sebuah mobil pribadi dan mulai membuka usaha pengemis.
Usaha ini umumnya dilakukan oleh mantan pengemis yang sudah merasa letih dalam
mengemis dan hanya ingin mendapatkan uang saja setiap harinya dengan cara
mengumpulkan beberapa orang untuk dijadikan anak buah dan menggantikannya
mengemis. Anak buah mantan pengemis ini pun bukanlah seorang yang sembarangan
karena mereka akan terlebih dahulu diberi pelatihan perihal mengemis yang baik
dan menyentuh banyak orang yang melihat.
Fenomena
para pengemis nakal yang terus berlangsung dari waktu ke waktu ini tenyata
memberi dampak yang buruk bagi orang yang tidak memiliki uang dan pekerjaan.
Mereka yang memang mengemis untuk kebutuhan hidup sehari-sehari pun akan
menerima dampaknya. Orang-orang tidak akan lagi percaya pada satu pun pengemis
yang datang untuk meminta. Padahal yang datang bisa saja mereka yang memang
benar-benar sedang membutuhkan uluran tangan seseorang dalam menjalani hidup.
Satu
hal yang bisa dilakukan dalam mengatasi hal ini adalah dengan memusnahkan rasa
nyaman yang sedang atau yang sudah para pengemis nakal rasakan selama ini. Rasa
nyaman dari kegiatan mengemis tersebut pun sudah seharusnya menjadi perhatian publik karena
akan menjadi tidak baik jika rasa nyaman itu tertular pada para penerus bangsa.
Jika hal ini terjadi maka negara ini akan menjadi negara yang dipenuhi dengan
banyaknya orang malas dan secara perlahan akan menghancurkan negara di segala
bidang.
Keresahan-keresahan
tersebut harus segera diatasi dengan cepat dan tidak hanya menunggu respon dari
pemerintah saja karena fenomena yang terjadi adalah tanggung jawab semua pihak.
Penulis
Nama : Devi Lamria Hasibuan
Nim : 0907466
Kelas : 7 C Pend. Bahasa Dan Sastra
Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar