Rabu, 02 Januari 2013

Pengemis Nakal Memberi Citra Buruk




Mengemis kini menjadi salah satu profesi yang dicari dan dipilih oleh beberapa orang. Penghasilannya yang menggiurkan ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang ingin menjadi kaya tanpa harus mengenyam pendidikan tinggi ataupun memiliki suatu keahlian khusus. Banyak hal yang dapat melatarbelakangi seseorang dalam memilih dan memutuskan untuk menjadi seorang pengemis yang mengemis di tengah-tengah kebutuhan hidup sehari-hari yang terus meningkat. Tetapi bukan hanya latar belakang saja yang menjadi sorotan utama dari seorang pengemis, melainkan citra atau dampak yang akan ditimbulkan dari sosok pegemis itu sendiri terhadap kehidupan.
Kehadiran pengemis dalam kehidupan sehari-hari memiliki banyak arti dan tempat tersendiri di hati setiap orang, bergantung pada sudut pandang orang tersebut dalam melihat dan menilainya. Oleh karena itu tidak heran jika kehadiran pengemis mampu memberi banyak pencerahan ataupun justru malah menambah kemelut persaingan hidup saat ini.
Jika dulu pengemis adalah sosok seorang yang melakukan tindakan meminta-minta kepada orang lain karena faktor kemiskinan, maka hal tersebut akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan sosok pengemis saat ini. Saat ini pengemis bukan lagi berasal dari keluarga miskin yang tidak memiliki pekerjaan, melainkan juga bisa berasal dari orang-orang mapan. Banyak alasan yang melatarbelakangi seseorang itu untuk mengemis dan salah satu alasan mereka melakukan hal tersebut adalah untuk memperoleh uang lebih banyak lagi. Mendapatkan uang lebih banyak dengan cara mengemis sepertinya sudah menjadi rahasia umum di setiap kalangan, maka tidak heran jika kini mulai banyak orang malas yang ingin mendapatkan uang dengan cepat dan mudah.
Seorang pengemis yang mengemis di daerah terminal ledeng bandung mengaku tidak ingin mengemis jika keadaan hidupnya baik dan berada atau setidaknya memiliki penghasilan tetap yang mampu memberi keluarganya makan sehari-hari dengan tenang. Tetapi, fenomena kehidupan yang terjadi tidak seperti cerita indah yang biasa disajikan dalam cerita dongeng, maka beliau pun membesarkan hatinya untuk mengemis atau meminta-minta sedikit sedekah kepada orang lain.
Namun kini penghasilan beliau dari hasil mengemis sudah mulai berkurang, jika dulu biasanya beliau bisa memperoleh lima puluh ribu dalam sehari maka kini dengan memperoleh uang sebesar dua puluh ribu saja sudah sangat senang raasanya. Beliau mengaku hal ini terjadi karena adanya beberapa pengemis nakal yang menjadikan dirinya rendah di hadapan orang lain untuk memperoleh belas kasihan dan uang yang sangat banyak tentunya. Beliau juga sempat menceritakan bahwa memang benar akan adanya beberapa pengemis yang sebenarnya tidak pantas mengemis, dengan kata lain mereka adalah orang-orang yang cukup mapan dalam hal penghasilan.
Keberadaan para pengemis nakal ini memberi citra buruk untuk semua pengemis yang ada karena sudah banyak orang yang mengetahui salah satu cara memperoleh uang dengan cepat dan mudah seperti ini. Citra buruk yang mulai melekat pada pemahaman masyarakat inilah yang membuat penghasilan beliau berkurang dan mendapatkan lirikan tajam dari setiap orang yang melintas tepat di depannya. Citra buruk yang ditujukan masyarakat kepada seluruh pengemis pun sangat disesalkan oleh beliau karena tidak semua pengemis yang ada itu melakukan dan memilih mengemis karena faktor untuk mendapatkan banyak uang.
Pengalaman seorang pengemis dalam bertahun-tahun yang mampu menghasilkan sebuah rumah baru di kampung halaman sepertinya sudah menjadi cerita yang biasa bagi banyak orang saat ini. Bahkan karena sudah menhasilkan sebuah rumah, tidak sedikit dari mereka yang kembali membeli sebuah mobil pribadi dan mulai membuka usaha pengemis. Usaha ini umumnya dilakukan oleh mantan pengemis yang sudah merasa letih dalam mengemis dan hanya ingin mendapatkan uang saja setiap harinya dengan cara mengumpulkan beberapa orang untuk dijadikan anak buah dan menggantikannya mengemis. Anak buah mantan pengemis ini pun bukanlah seorang yang sembarangan karena mereka akan terlebih dahulu diberi pelatihan perihal mengemis yang baik dan menyentuh banyak orang yang melihat.
Fenomena para pengemis nakal yang terus berlangsung dari waktu ke waktu ini tenyata memberi dampak yang buruk bagi orang yang tidak memiliki uang dan pekerjaan. Mereka yang memang mengemis untuk kebutuhan hidup sehari-sehari pun akan menerima dampaknya. Orang-orang tidak akan lagi percaya pada satu pun pengemis yang datang untuk meminta. Padahal yang datang bisa saja mereka yang memang benar-benar sedang membutuhkan uluran tangan seseorang dalam menjalani hidup.
Satu hal yang bisa dilakukan dalam mengatasi hal ini adalah dengan memusnahkan rasa nyaman yang sedang atau yang sudah para pengemis nakal rasakan selama ini. Rasa nyaman dari kegiatan mengemis tersebut pun sudah  seharusnya menjadi perhatian publik karena akan menjadi tidak baik jika rasa nyaman itu tertular pada para penerus bangsa. Jika hal ini terjadi maka negara ini akan menjadi negara yang dipenuhi dengan banyaknya orang malas dan secara perlahan akan menghancurkan negara di segala bidang.
Keresahan-keresahan tersebut harus segera diatasi dengan cepat dan tidak hanya menunggu respon dari pemerintah saja karena fenomena yang terjadi adalah tanggung jawab semua pihak. 

Penulis
Nama               : Devi Lamria Hasibuan
Nim                 : 0907466
Kelas               : 7 C Pend. Bahasa Dan Sastra Indonesia 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar