Setiap orang suka bermain, khususnya bermain permainan yang ada
pada komputer. Game online saat ini sedang digemari oleh semua orang.
Anak remaja dari usia sekolah hingga yang sudah lulus sekolah menjadi salah
satu pelaku permainan jaringan ini. Bolos sekolah, memakai uang bayaran
sekolah, dan tidak pulang ke rumah menjadi aktifitas yang biasa terjadi saat
remaja tergila-gila akan game online. Uang bayaran sekolah terbuang dan
terkorupsi oleh anak-anak remaja demi memuaskan hasrat bermain game.
Kini game online yang bervariasi menambah minat orang-orang untuk terus
bermain dan menjadi pemain-pemain baru.
Bukan 1-2 jam saja anak muda itu
nongkrong di depan layar komputer, namun bisa berjam-jam hingga menginap di
tempat permainan tersebut. Terlintas dalam benak pikiran, “Darimana mereka
mendapatkan uang untuk bermain permainan jaringan yang begitu lama ini?”. Pada
umumnya tarif satu jam bermain adalah Rp.2000,00 dan terdapat paket khusus
seperti paket 3 jam, paket 5 jam, paket 10 jam, paket pagi/malam, dan paket
seharian.
Bagi kaum remaja, bermain permainan seperti ini lebih menyenangkan
daripada belajar. Membolos sudah sering dilakukan karena mereka bermain sambil
mengenakan seragam saat jam sekolah. Percakapan tidak sengaja membuat remaja
terlontar kalimat “lebih asyik bermain game daripada belajar”. Hal lain yang
menyedihkan adalah saat diketahui banyak remaja meminta uang untuk keperluan
sekolah namun ternyata dipakai untuk bermain game online. Beberapa jenis
permainan yang sering dimainkan seperti Point Blank, Lost Saga, Seal Online,
Dota, Ragnarok dan Getamped. Permainan jaringan seperti ini memang
bukan hal baru, namun memiliki dampak yang besar bagi remaja.
Uang dan waktu yang terbuang untuk bermain game seakan tidak
disesali oleh kaum remaja pecinta game online. Seiring perkembangan
zaman, permainan seperti ini memang terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal
ini juga didukung dengan maraknya warnet (warung internet) dan lomba-lomba,
baik itu lomba biasa hingga lomba tingkat nasional atau internasional. Hadiah yang
ditawarkan bahkan mencapai puluhan juta atau barang tertentu dalam permainan.
Suara keras dari game-game online yang sedang dimainkan dan
suara tawa serta teriakan akan terdengar ketika memasuki ruangan permainan.
Ruangan yang dipenuhi dengan komputer dan anak-anak yang sedang bermain game
berjejer rapi seakan berbaris, namun sibuk menatap layar di depan mata. Sesekali
terdengar teriakan atau suara keras baik dari pemain atau penonton yang
menambah ramai seperti pasar akibat pengaruh kegirangan atau kekesalan dari
bermain. Remaja penerus bangsa yang seharusnya sibuk membaca buku dan menimba
pengetahuan kini lebih sering menghabiskan waktu bermain permainan dalam dunia
maya ini.
Game online memang menjadi ajang rekreasi sekaligus menjadi ajang keburukan
dalam hal tertentu bagi segelintir orang. Para pria berpendidikan ini seakan
tidak peduli akan hasil nilai selama mereka bisa menikmati kesenangan dan
sensasi dalam permainan. Uang SPP yang terpakai seakan tidak terpikirkan selama
mereka bisa bermain. Bila narkoba berbahaya hingga bisa meninggal, maka bermain
permainan seperti ini secara berlebihan bisa berbahaya meski dalam aspek lain.
Remaja masa kini sepertinya lebih tahan berlama-lama di depan layar
komputer untuk bermain game online daripada belajar. Ironis, namun ini
adalah kenyataan yang terjadi pada remaja masa kini. Permainan seperti ini
memang dibolehkan, namun bila berlebihan tentu bukan menjadi hal baik lagi.
Uang yang terpakai hingga ratusan ribu, waktu yang terbuang hanya untuk
bermain, dan nilai prestasi yang menurun seakan jadi hal yang terpikir namun
sesaat bagi para pecandu game online. (Fajar)
Penulis:
Penulis:
Nama : Muhamad
Fajar Rizkia
Kelas : Dik A’09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar