Penulis:
Imay Ifdlal Fahmy*
Dini hari itu suara dentuman musik
“Party Dance” terasa begitu menggetarkan gendang telinga dan memecahkan
kesunyian malam kota Bandung. Pemuda maupun pemudi aysik masyuk dengan musik
yang diracik oleh sang Disk Jockey (DJ) disertai tarian-tarian khas dunia
gemerlap. Suara gelas yang berisi minuman beralkohol pun beradu membuat suara
gemerincing mengiringi musik yang membuat tubuh seakan terhipnotis untuk ikut
bergoyang.
Ya,
sebut saja namanya Bunga. Seorang gadis yang masih tercatat sebagai mahasiswi
yang berkuliah di kampus yang terkenal akan
label pendidikannya, Universitas Pendidikan Indonesia. Ia bersama kedua
kawannya, sebut saja melati dan mawar, tampak tak canggung lagi untuk menikmati
musik racikan DJ dengan goyangannya. Di sebuah tempat hiburan malam, di jajaran
pusat perbelanjaan di jalan Sukajadi itu, mereka melepas beban.
Hal
seperti ini memang bukan hal yang baru bagi mereka. Karena mereka sering
mendatangi klab-klab malam hanya untuk
kesenangan semata. Ketika mereka dipusingkan dengan tugas kuliah yang rumit,
atau mungkin karena gejolak jiwa muda yang sedang merasa “galau” dengan pasangan masing-masing, maka pelariannya adalah mendatangi
tempat-tempat tersebut untuk mengusir jemu.
“Dulu
mah pertama kali diajakin sama temen. Katanya ada GL** atas nama si itu, jadi bisa masuk gratis. Awalnya saya masih
canggung, tapi lama-kelamaan ketagihan juga dan jadinya sering weh ke tempat seperti ini.” ujar Bunga. Begitu pun dengan Melati dan
Mawar. Mereka pertama kali diajak oleh Bunga dan temannya itu untuk ikut
bersama menikmati dunia malam Bandung.
“Biasanya
kalo tempat hiburan yang banyak didatangi mahasiswa itu yang di daerah
Cihampelas dan Sukajadi. Dan hari kamis malam jumat itu yang paling ramai,
karena temanya itu Ladies Night” tutur
Bunga yang diamini juga oleh Mawar dan Melati. Memang di tempat hiburan malam
tertentu memiliki tema agar dapat menarik perhatian pengunjung terutama
pengunjung wanita. Dengan begitu, maka para pengunjung pria pun banyak yang
datang sehingga membuat tempat hiburan itu semakin ramai. Tak jarang sebuah
tempat hiburan mengundang artis atau DJ dari luar negeri ketika sedang
mengadakan “event”tertentu.
Banyak
hal yang telah dilalui oleh Bunga dan teman-temannya ketika menikmati hobinya
pergi ke tempat hiburan malam. Terkadang, banyak lelaki nakal yang menggoda
mereka. Tak jarang juga mereka diajak “om-om” atau bahkan pemain sepakbola yang
mendatangi tempat hiburan malam tersebut
untuk ikut bersama mereka yang lebih pantas dianggap sebagai bapak atau kakak.
Untungnya, mereka dapat menolak secara halus ajakan dari para lelaki tersebut
karena mereka ke tempat hiburan malam hanya untung bersenang-senang dan
mengusir kebosanan.
Lalu,
pantaskah seorang calon pendidik mendatangi tempat-tempat seperti itu? Memang
pertanyaan seperti ini mungkin sempat terlintas jika melihat sosok Bunga yang
merupakan mahasiswa pendidikan dan calon panutan dari anak muridnya nanti. Hal
ini tidak terlepas dari pengaruh gaya hidup hedonisme yang mendewakan
kesenangan dan hura-hura semata. Sementara itu, kontrol dari orang tua yang
kurang karena kebanyakan dari mahasiswa itu indekos dan jauh dari rumah. Hanya
pengendalian diri dan iman yang kuat yang dapat mencegah untuk berbuat lebih
jauh lagi seperti seks bebas dan pemakaian obat-obatan terlarang. Seseorang yang telah masuk ke lingkungan
seperti itu akan mudah terjerambap ke gerbang keburukan.
Tapi
akhir-akhir ini saya mengurangi kegiatan dugem***, karena semakin lama saya
melakukan hal ini membuat saya berpikir bahwa hal seperti ini tidak dapat saya
lakukan selamanya. Apalagi saya ini calon pendidik yang harus memberi contoh
kepada anak murid saya nanti. Saya juga akan lebih fokus lagi kuliah agar tidak
mengecewakan orang tua yang telah membiayai saya ”. Ungkap Bunga dengan nada agak
menyesal.
Memang,
hidup itu sebuah pilihan. Pilihannya itu seperti dua sisi mata uang. Disatu
sisi mengarah ke kebaikan. Sisi lainnya mengarah ke keburukan. Akan tetapi,
sebenarnya fitrah manusia seperti yang sudah digariskan oleh tuhan Yang Maha
Esa itu adalah berbuat kebaikan. Hal-hal yang mempengaruhi untuk berbuat
keburukan bisa datang dari lingkungan dan teman-teman dekat. Maka dari itu,
perhatian dari orang tua, kasih sayangnya, dan juga pengawasannya dapat optimal
sehingga anak-anak seperti ini bisa mempunyai gaya hidup yang “sehat”.
*Penulis,
mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 2009
**Guest list: daftar tamu yang diundang
sehingga masuk ke tempat hiburan malam tidak dikenakan biaya (gratis) dengan
menyebutkan nama orang yang memberi GL
***Dunia
gemerlap
cerita asli nih? :)
BalasHapusObat Aborsi Di Bandung
BalasHapusObat Aborsi Cod Di Bandung
Obat Aborsi Bandung
Obat Penggugur Kandungan Di Bandung
Obat Peluntur Janin Di Bandung
Obat Cytotec Asli Di Bandung
Obat Aborsi
Obat Penggugur Kandungan
Obat Cytotec Asli
Obat Peluntur Janin
Obat Pelancar Haid
Whatsapp: 0822 7999 9433
Bbm: DDB2 E229
Website Resmi: https://penggugur-janin.com/
Hei kamu..
BalasHapusIyaa, kamu.. ๐
Aku doain kamu cepet nikah ๐
Dan, kamu tahu.. ku kasih permen tadi dengan "bismillah" ๐๐
BalasHapus